Halaman

EKONOMI





BERIKAN PADA YESUS
persembahan

MATIUS 14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." 14:18 Yesus berkata: /"Bawalah ke mari kepada-Ku."*

“Saya sudah memberikan persembahan dalam jumlah besar kepada Tuhan. Apakah Tuhan berkenan pada persembahan saya?” Pernyataan seperti ini sering timbul dalam pikiran umat Tuhan. Mereka secara tidak sadar mengukur perkenan Tuhan dengan jumlah yang diberikan. Jika jumlah persembahan yang diberikan besar, Tuhan berkenan. Sebaliknya, jika persembahan yang diberikan kecil, Tuhan tidak berkenan. Apakah pendapat ini benar?

Lihatlah Mereka berkata: Orang-orang itu perlu diberi makan. Para rasul hanya mendapat 5 potong roti dari 2 ekor ikan, bekal seorang anak. Lalu mereka memberikannya kepada Yesus dan Yesus membuat mujizat dengan menggandakan bekal anak itu sehingga cukup untuk memberi makan 5000 orang dan masih tersisa 12 bakul penuh.

Tahukah saudara berapa kali lipat yang Yesus gandakan dari persembahan saudara ?....

Tuhan adalah Tuhan yang melihat hati. Ia melihat motivasi di balik semua tindakan kita. Dalam memberikan persembahan, Tuhan terlebih dahulu melihat hati kita. Ada tiga kriteria yang Tuhan lihat dalam hati kita yang bisa kita pelajari dari kehidupan Daud.

Ikhlas
Tuhan mencari kerelaan dan ketulusan di dalam hati kita ketika kita memberikan persembahan kepada-Nya. Daud benar-benar mengerti kebenaran ini (1 Taw. 29:17).

Kerelaan berhubungan dengan kondisi yang tidak merasa terpaksa. Rela berarti memberikan persembahan dengan bersukacita. Hati kita sama sekali tidak merasa sedih ketika memberikannya.

Ketulusan berhubungan dengan motivasi yang benar dan tidak ada maksud tersembunyi di dalamnya. Ketika kita memberikan persembahan kepada Tuhan, kita hanya memiliki tujuan untuk memberikan kepada Dia. Tidak ada motivasi untuk mendapatkan berkat dari Tuhan setelah kita memberikan persembahan kepada-Nya.

Oleh karena itu, kita harus menguji kerelaan dan ketulusan hati kita sebelum memberi persembahan.

Sadar bahwa semua kekayaan dari Tuhan
“Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu” (1 Taw. 29:14).

Kita harus memiliki kesadaran bahwa semua kekayaan kita datang dari Tuhan. Tanpa kesadaran ini, kita akan merasa berjasa ketika memberikan persembahan. Hal ini kelak dapat membuat kita sombong di hadapan Tuhan.

Daud mengerti dengan jelas kebenaran ini sehingga dia menjaga hatinya untuk tidak merasa berjasa ketika memberi persembahan kepada Tuhan. Berulang kali ia menyatakan bahwa segala sesuatu yang dia persem-bahkan datang dari Tuhan sendiri. Kita juga harus memiliki hati yang sama dan menganggap segala kekayaan kita adalah milik Tuhan.

Senantiasa Tertuju pada Tuhan
“Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak, dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu” (1 Taw. 29:18).
Daud ingin kecenderungan hatinya terus terjadi selamanya. Artinya, Daud berusaha memelihara hatinya dengan benar. Daud meminta kepada Tuhan untuk senantiasa membantu umat-Nya memiliki hati yang benar.

Persembahan yang melimpah
“Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus ....” (1 Taw. 29:16).
Ketika Daud memiliki hati yang benar, dia bisa memberi persembahan dengan berlimpah. Bahkan, dia bisa mengajak semua umat Tuhan yang dia pimpin ikut memberi persembahan secara melimpah. Oleh karena itu, para pemimpin harus sungguh-sungguh memelihara hatinya sehingga semua orang yang dipimpin juga bisa memiliki hati yang berkenan kepada Tuhan. Amin!


Ini suatu gambaran yang Tuhan Yesus nyatakan
Kita harus tetap mengikuti untuk mendengarkan ajaran-Nya . Dia memenuhi kehendak orang banyak, dan ketika hari menjelang senja para rasul minta dia berhenti dan menyuruh orang banyak itu pulang. Mereka berkata: Orang-orang itu perlu diberi makan. Para rasul hanya mendapat 5 potong roti dari 2 ekor ikan, bekal seorang anak. Lalu mereka memberikannya kepada Yesus dan Yesus membuat mujizat dengan menggandakan bekal anak itu sehingga cukup untuk memberi makan 5000 orang dan masih tersisa 12 bakul penuh.