Halaman

ROH KUDUS

Karunia Membeda-bedakan Roh
Karunia pembedaan roh atau discernment dalam Pembaharuan Karismatik jarang sekali disebutkan. Sebenarnya karunia ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya karunia-karunia Roh Kudus yang ada dalam tubuh Gereja, seperti juga yang dikatakan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus sebagai aneka karunia Roh tetapi semua karunia itu hanya berasal dari satu Roh yang sama (bdk. 1 Kor. 12). Karunia ini dibutuhkan, dimana setiap hari mengalami karya Allah dan aktivitas Allah serta menyesuaikan dengan kehendak Allah sendiri. Karunia ini dibutuhkan untuk membantu orang menilai segala macam gagasan dan dorongan yang masuk dalam diri seseorang. Oleh karana itu karunia mengandaikan kehidupan gerejani yang dipenuhi dengan kuasa Ilahi dan manifestasi kehadiran Allah yang memaksa si jahat tampil dari persembunyiannya. Sehingga dalam perkembangan iman seseorang dibutuhkan kepekaan yang semakin tajam akan kehadiran Allah, sehingga ia tidak mudah terjebak oleh jerat-jerat si jahat dan kecenderungan keliru yang bertentangan dengan kehendak Allah. Semakin mendalam hidup rohani seseorang, seringkali mengalami godaan-godaan yang semakin halus bahkan seakan-akan terkesan “baik” padahal menjerat dan menggerotinya imannya. Terlebih lagi, dalam kehidupan zaman sekarang yang penuh dengan segala permasalahannya kita membutuhkan kuasa Allah untuk mengatasinya. Untuk itulah karunia ini sangat dibutuhkan.

1. Apakah Discernment itu?
Kata ‘discernment’ berasal dari bahasa Latin ‘discretio’ atau ‘discernere’ yang berarti membagikan, memisahkan satu dari yang lain. Jadi karunia discernment merupakan karunia yang memampukan seseorang untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, yang asli dan yang palsu. Tujuan dari karunia ini membawa kita untuk dapat mengerti dan mengenal apa yang menjadi kehendak Allah bagi kita. Kesimpulannya, discernment hanyalah menjawab satu pertanyaan, “Darimanakah sumber suatu perbuatan, pikiran, atau inspirasi yang mengilhami kita?”
Dewasa ini pembedaan roh merupakan suatu hal yang dirasakan sangat mendesak. Setiap harinya, setiap orang harus memilih antara perbuatan yang baik dan jahat, antara yang baik dan yang lebih baik, antara bisikan Roh Allah, bisikan roh duniawi dan roh jahat. Menguji roh, apakah roh itu berasal dari Allah atau bukan, merupakan suatu tuntutan dasar hidup Kristiani, mengingat kecenderungan-kecenderungan kita sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas seringkali bertentangan atau mempunyai dua arah yang berlawanan, yaitu baik dan tidak baik.
Pembedaan roh dapat pula diumpamakan seperti, “orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang diantara gandum itu lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu” (lih. Mat. 13:24-26). Maksudnya, pembedaan roh diperlukan untuk mengetahui manakah benih gandum yang baik dan manakah benih ilalang dari si jahat. Pembedaan roh dapat juga diibaratkan sebagai usaha untuk menceraikan benih yang baik itu dari benih yang jahat. Apabila kita peka terhadap gerakan Roh Kudus setiap saat dalam kehidupan ini maka kita akan menyadari bahwa diri kita bukan hanya tempat karya Roh Allah, tetapi juga sebagai tempat serangan roh jahat atau kuasa dosa. Jelaslah, betapa pentingnya karunia pembedaan roh dalam kehidupan kita. Semakin berkembang hidup rohani manusia, semakin dibutuhkan juga karunia Tuhan yang disebut karunia membeda-bedakan roh (Discernment of Spirit) atau penegasan roh ini.

2. Ajaran Gereja
Jika kita melihat seluruh tradisi Gereja, kita ketahui betapa pentingnya karunia ini. Konsili Vatikan II mengunakan istilah discernment dengan ‘membaca tanda-tanda zaman’ seperti yang dikatakannya, “Gereja selalu wajib menyelidiki tanda-tanda zaman dan menafsirkannya dalam cahaya Injil” (Gaudium et Spes, 4). Gereja sebagai pusat kehidupan kristiani mengajak kita untuk peka terhadap bimbingan Roh Kudus atas rencana dan kehendak Allah bagi kita secara pribadi ataupun dunia ini, “Umat Allah, terdorong oleh iman bahwa mereka dibimbing oleh Roh Tuhan yang memenuhi seluruh bumi berusaha mengenali dalam peristiwa-peristiwa, tuntutan-tuntutan serta aspirasi-aspirasi yang dirasakan bersama dengan sesama lainnya pada zaman sekarang ini, mana sajakah dalam itu semua isyarat-isyarat sejati kehadiran atau rencana Allah” (Gaudium et Spes, 11).
Kita ketahui dalam Perjanjian Lama, Raja Salomo hanya memohon kepada Allah agar diberikan karunia pembedaan Roh ini, “Berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.” (1 Raj. 3:9) Dan Allah mengabulkan permohonan Salomo ini dengan memberikan karunia pembedaan roh ini kepadanya untuk pelayanan terhadap umat Allah.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, karunia pembedaan roh ini mendapat dasarnya melalui pernyataan Santo Paulus yang menyebutkan, “Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam Roh.” (1 Kor. 12:10) Di sini St. Paulus mengatakan bahwa karunia pembedaan roh ini merupakan salahsatu dari berbagai karunia Roh Kudus yang merupakan perwujudan makna hidup Kristiani yang dipimpin oleh Roh (bdk. Gal. 5:18, juga Rm. 8:14). Orang yang dipimpin oleh Roh tidak akan pernah memadamkan Roh dan menguji segala sesuatu dan berpegang pada yang baik (1 Tes. 5:19,21). St. Yohanes dalam suratnya juga mengatakan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah,” (1 Yoh. 4:1) sehingga jelaslah bagi kita sebagai umat Kristiani perlunya untuk mengenal dengan baik serta kebiasaan untuk membedakan roh.

3. Sumber Roh yang Mempengaruhi Manusia
Discernment merupakan suatu penerangan ilahi yang memungkinkan seseorang lewat tanda-tanda tertentu mengenali sumber suatu perbuatan atau inspirasi yang datangnya bisa dari Allah, diri sendiri, dan roh jahat. Marilah kita mau melihatnya satu per satu, tiga sumber yang mempengaruhi manusia tersebut:

3.1. Roh Allah
Roh Allah selalu memberikan inspirasi, bisikan-bisikan positif dan mengarahkan hidup manusia kepada kebahagiaan, damai, sukacita, kerendahan hati, iman, dan kasih (bdk. Gal. 5:22-23). Apabila sebuah inspirasi berasal dari Allah, seseorang sebaiknya tidak bertindak dengan segera melainkan berusaha membeda-bedakan secara tepat apa yang disampaikan Tuhan kepadanya, kapan ini harus dilaksanakan dan bagaimana cara melaksanakannya.

3.2. Roh manusiawi atau ego
Roh manusia selalu menimbulkan berbagai pikiran, keinginan, cita-cita, harapan, dorongan yang bersumber pada kesadaran atau bawah sadar manusia atau pada tubuh manusia sebagai kesatuan biologis. Apabila sebuah inspirasi berasal dari roh manusia dan juga sesuai dengan kehendak Allah, misalnya keinginan untuk belajar, bersahabat atau menikmati sesuatu yang menyenangkan secara fisik, seseorang sebaiknya dimurnikan motivasinya sehingga maksud yang terkandung dalam semuanya hanyalah demi kemuliaan Allah (lih. 1 Kor. 10:31). Sebaliknya, apabila inspirasi itu tidak sesuai dengan kehendak Allah, inspirasi itu harus ditolak.

3.3. Roh jahat
Roh jahat mengacaukan hati manusia dengan bisikan-bisikannya untuk menjauhkan manusia dari Tuhan serta menghancurkannya. Bisikan iblis menghasilkan kesombongan, kekacauan batin, keresahan, walaupun hal ini tidak nampak dengan segera. Jika sebuah inspirasi berasal dari roh jahat maka inspirasi ini harus ditolak dan orang tersebut dapat mohon agar Tuhan melindunginya dari pengaruh roh jahat.

4. Peranan Discernment dalam Hidup Pribadi
Pencurahan Roh Kudus mengangkat orang dalam bidang manusiawi belaka atau bahkan dalam keadaan dosa ke dalam bidang rohani, dimana Yesus Tuhan menjadi pusat segala aktivitas. Di dalam Hidup Baru Dalam Roh, penting sekali inspirasi Allah dalam diri seseorang serta aktivitas Allah dalam hidupnya. Oleh karena itu dibutuhkan discernment sehingga seseorang dapat membedakan gerak mana yang datang dari Allah, mana yang datang dari roh jahat atau dari egoismenya sendiri yang membawa kepada dosa. Pertumbuhan dalam Roh menuntut kepekaan yang besar kepada Allah dan hal ini disertai dengan godaan-godaan yang lebih halus dan semakin canggih pula. Seringkali tidaklah mudah mengetahuinya dan kerena itu dibutuhkan karunia ini dalam tiap tahap dalam kehidupan dalam roh.
Pola-pola hidup yang tetap dalam biara dan komunitas merupakan bantuan besar bagi orang yang baru dapat mengenal karya Allah. Bahkan orang yang lebih berkembang dalam hidup rohaninya membutuhkan discernment karena godaan-godaan semakin menjadi terselubung sehingga seringkali menyamar menjadi anak domba.

Beberapa contoh godaan yang harus diwaspadai:
• Mencari kesempurnaan yang tidak sesuai dengan panggilan hidupnya.
• Melakukan pelayanan yang berlebihan karena mengira kehendak Tuhan. Misalnya, seorang bapak yang selalu melayani dan tidak pernah berada di rumah.
• Dorongan untuk melakukan kebajikan atau perbuatan untuk dikagumi orang atau ingin menonjol.
• Meremehkan perkara-perkara kecil, berkhayal untuk menjadi kudus dalam perkara-perkara besar.
• Senang memikirkan jasa-jasanya sendiri dan ingin dihargai.
• Selalu mengeluh dan putus asa jika mengalami kesukaran atau pencobaan.

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa inspirasi bukan berasal dari Allah:
• Kehilangan damai tanpa sebab yang obyektif atau adanya dosa tertentu.
• Rasa khawatir yang tidak beralasan.
• Menjadi sedih tanpa sebab.
• Digoda untuk mundur dengan teratur dan meninggalkan hidup dalam roh dengan anggapan sukar untuk dijalani.
• Timbul ketakutan-ketakutan yang sebelumnya tidak pernah dialami.
• Juga kadang-kadang timbul skrupel atau khawatir yang berlebihan karena merasa melakukan perbuatan yang benar.

Bila mengenali tanda-tanda tersebut kita harus mengambil langkah sebagai berikut:
• Mohon rahmat Allah untuk dapat melakukan discernment serta menguji inspirasi sebelum menerima atau melaksanakannya.
• Belajarlah dari kesalahan masa lampau. Allah memakai kesalahan masa lampau untuk menghindari kesalahan yang lebih besar.
• Mohonlah bimbingan seorang pembimbing rohani dan nyatakanlah segala persoalan yang dihadapi. Tetapi yang menjadi inti masalahnya ialah betapa sedikitnya pembimbing rohani yang berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang hidup rohani, kalaupun ada hanya penasehat atau conselor.

4.1. Peranan damai dalam hati dalam discernment
Bila seseorang mempunyai pengertian yang jelas tentang sumber inspirasi, ia dapat menghindari banyak kesalahan. Di sini peranan damai dalam hati dapat menolong yang bersangkutan. Dengan adanya damai di dalam hati, orang dapat mengerti berbagai macam dorongan, gerak jiwa atau inspirasi. Bila orang yang terganggu damai di hatinya janganlah melakukan sesuatupun. Damai sejati timbul dari persatuan kehendak kita dengan kehendak Allah. Discernment dapat menyingkapkan aktivitas Allah dalam diri kita, tetapi juga dapat menjelaskan aktivitas Allah yang sebenarnya bukan berasal dari Allah.
Discernment membantu orang untuk menjadi dirinya sendiri dengan memampukan dia mengenali sumber-sumber inspirasi yang mengenal faktor-faktor pengganggu damai dihatinya serta godaan-godaan yang berasal dari si jahat dan egoisme sendiri. Damai di hati begitu penting untuk kehidupan rohani seseorang sebab dengan damai-Nya yang dicurahkannya ke dalam hati kita, kita bertumbuh dan berkembang dalam hidup rohani.

4.2. Karunia Discernment dalam Persekutuan Doa Karismatik
Dengan melihat kegunaan karunia ini, kita ketahui betapa pentingnya karunia ini baik secara pribadi maupun kelompok. Persekutuan Doa Karismatik yang benar-benar matang, memiliki suatu dimensi penting yang tidak ada di banyak tempat lain, yaitu kepekaan terhadap Roh Kudus dan penyerahan diri kepada-Nya dalam doa. Adanya bermacam-macam karunia Roh Kudus dalam suatu persekutuan doa sangatlah penting. Jika karunia Roh Kudus ini berkembang, persekutuan doa akan berkembang dan menjadi subur. Sebaliknya, apabila karunia Roh Kudus ini tidak berkembang, persekutuan doa kurang hidup dan tidak menarik lama kelamaan persekutuan doa itu akan mati dalam segala karunia-karunia Roh Kudus. Apabila kita menghalangi karunia Roh Kudus berarti kita menghambat karya Allah sendiri. Jikalau persekutuan doa ini otentik, para anggota akan senantiasa berkembang dalam doa mereka. Manifestasi karunia-karunia Roh Kudus yang terdapat dalam persekutan doa ternyata dapat memberikan rasa kehadiran Allah.
Dengan adanya penggunaan karunia Roh Kudus ini, kepekaan kita terhadap karya Roh Kudus menjadi dihaluskan dan ditumbuh-kembangkan. Semakin orang mengerti aktivitas Roh Kudus lewat karunia-karunia-Nya, semakin orang peka, dan semakin memperhatikan gerak Roh Kudus, entah itu dalam dirinya maupun dalam kelompok, serta semakin mengerti tentang bagaimana Roh Kudus mau berdoa dalam dirinya atau berkarya dalam kelompok. Orang menjadi semakin sadar bahwa dalam doa yang terpenting bukanlah apa yang mau dikatakan kepada Allah, tetapi apa yang dikatakan Allah melalui Roh Kudus dalam diri kita.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, jika seseorang ingin bertumbuh dalam karunia ini:
• menjalani kehidupan doa yang mendalam.
• dengan sungguh hati berusaha mencari kehendak Allah.
• percaya bahwa Tuhan akan membantunya dalam membeda-bedakan roh.
• menyadari perlunya ketajaman membeda-bedakan roh dan menerima kemungkinan tertipu atau salah dalam mengambil keputusan.
• mencari nasihat orang lain, khususnya orang yang tidak setuju dalam suatu masalah atau yang melihat masalah itu dengan cara lain.
• mempelajari ajaran Gereja mengenai kehidupan rohani.
• belajar dari mereka yang sudah lebih lama terlibat dalam kehidupan rohani dan apabila memungkinkan mempunyai seorang pembimbing rohani.

5. Aplikasi Discernment dalam kehidupan rohani
• Bila seseorang merasa inspirasinya datang dari Allah janganlah ia bertindak dengan tergesa-gesa namun hendaklah ia mengenali dengan seksama apa yang sesungguhnya dikehendaki Allah terhadapnya atau apa yang harus dikatakan atau apa yang harus diperbuatnya lalu bagaimana melaksanakannya dan kapan.
• Meskipun datangnya dari diri sendiri, inspirasi itu dapat sesuai dengan kehendak Allah.
Misalnya : Keinginan untuk belajar, beristirahat, menolong orang dalam hal ini hendaknya ia mencoba memurnikan motivasinya sehingga segala sesuatu dapat dijadikan pujian bagi kemuliaan Allah. Sebaliknya jika inspirasi ini tidak sesuai dengan kehendak Allah, jika dilakukan melawan perintah Allah atau dilakukan semata-mata karena kebanggaan sia-sia maka inspirasi atau dorongan itu harus ditolak.
• Bila datangnya dari roh jahat harus segera ditolak dan orang harus berdoa mohon perlindungan Allah terhadap gangguan roh-roh jahat.

Catatan mengenai discernment yang perlu diperhatikan:
• Keputusan-keputusan kecil harus dilakukan dengan segera dan jangan terlalu takut. Pedomannya ialah bahwa hidup manusia dan perasaannya harus memancarkan kebahagiaan dan kegembiraan.
• Pedoman untuk discernment biasanya lebih kompleks daripada discernment sendiri, karena hal itu seringkali terjadi secara spontan.
• Seiring dengan perkembangan imannya, seseorang semakin peka dan mampu terhadap discernment, sebagai gantinya ia memperoleh rasa atau naluri rohani.
• Bila itu menyangkut suatu keputusan yang penting, misalnya untuk melanjutkan jalan hidup selanjutnya atau ganti profesi hendaklah lebih bersikap introspektif.

Discernment dapat digunakan dalam menghadapi berbagai macam hal, seperti manifestasi karisma-karisma, terhadap sesama dan dalam mengambil keputusan kelompok. Discernment dapat bersifat pribadi atau komunal. Orang yang sungguh beriman akan memakainya dalam mencari kehendak Allah. Discernment memungkinkan dia untuk menanti dan menyortir segala inspirasi, dorongan, dan tarikan untuk semakin menyatu dengan kehendak Allah. Bila seseorang mulai berjalan dalam roh, Allah menunjukkan kepadanya bahwa banyak dorongan dan aktivitasnya datang dari dirinya sendiri yang egois dari manusia lamanya. Karena semuanya harus diserasikan dengan rencana Allah sendiri. Discernment juga membantu seseorang untuk menjaga keseimbangan, bagi para pemimpin persekutuan doa untuk membantunya mengerti apakah suatu manifestasi berasal dari Allah atau bukan.
Discernment juga penting dalam pelayanan doa, untuk mengetahui sumber penyakit atau gangguan. Apakah itu penyakit berat, gangguan atau berasal dari roh jahat. Bagi mereka yang membimbing orang lain, betapa pentingnya karunia ini untuk membantu orang yang dibimbingnya dalam mengenali kehendak Allah.
Akhirnya, hanya ada satu jalan yang tepat dalam mempergunakan karunia membeda-bedakan roh, yaitu mempergunakannya dalam kesatuan dengan orang-orang lain yang memiliki karunia itu, artinya dalam kesatuan dengan seluruh umat Gereja, sebab disitulah terletak kesatuan hidup Roh Kudus yang tidak bisa salah atau tersesat. Tepatlah yang dikatakan oleh St. Paulus, “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”