PIMPINAN HKBP

 

Profile


Ephorus.jpg
  1. First Name : Bonar
  2. Family Name : Napitupulu
  3. Name in Passport : Bonar Napitupulu
  4. Title : Dr (Doktor)
  5. Place/Date of Birth: Balige, February 15, 1949
  6. Nationality : Indonesian
  7. Home address: Kompleks Kantor Pusat HKBP, Pearaja Tarutung 22413 North Sumatera-INDONESIA
  8. Tel number : 62-633-21022
  9. Fax Number : 62-633-21596
  10. E-mail address:bonarnapitupulu@yahoo.comephorus@hkbp.or.id
  11. Office address: Kantor Pusat HKBP, PearajaTarutung 22413 North Sumatera-INDONESIA
  12. Tel number : 62-633-21707 62-633-21337
  13. Marital Status : Married
  14. Wife : Tarapul Shinta Ria Sitanggang


Kembali ke Atas

Education

1.Theological Faculty HKBPNommensenUniversity, 1972 (STh)
2.The South East Asia Graduate School of Theology, 1983 (MTh)
3.The South East Asia Graduate School of Theology, 1993 (Doctor)
4.Course of Management in LPPM Jakarta,1976
Kembali ke Atas

Job

I. Full Time
1973-1973:Vicar in SidorameHKBPChurch
1975-1979:Pastor in HKBP Resort Jakarta
1979-1981:Pastor in HKBP Resort Tanah Tinggi Jakarta
1981-1989:Pastor in HKBP Pondok Bambu Jakarta
1993-1998:Pastor in HKBP Resort Sutoyo Jakarta
1998-1999:Pastor in HKBP Resort Medan I
1999-2004:Pastor in HKBP Resort Medan
2004- now:Ephorus HKBP
II. Part Time
1969-1972:Teacher of Sunday School in HKBP Tomuan
1981-1989:Lecturer of Christian Religion in Institute of Education Rawamangun
1999- now:The Head of Pastor Conference of HKBP
1998-2004:A Member of HKBP Central Board

III. Congress and Seminar Attended

  1. Assembly of PGI, Jayapura-Papua.
  2. Assembly of LWF, Winnipeg-Canada.
  3. Assembly of UEM, Manila-Philippines.
  4. Assembly of UEM Core Asia Regional, Medan-Indonesia.
  5. Assembly of UEM Core Asia Regional, Manila-Philippines.
  6. Some local and national seminars about religion.

IV. Organizations
  1. The Chairman of Student Conference in Theological FacultyHKBPNommensenUniversity.
  2. The Chairman of Indonesian Christian Student Movement (GMKI) in Theological FacultyHKBPNommensenUniversity.

V. Publications
  1. Charism in The New Testament.
  2. Oligopistos

Profil


Sekjend__Small_.jpg
Nama : Pdt. Ramlan Hutahaean, MTh
Lahir : 7 September 1955
Tahbisan Pdt : 9 November 1986 di Pematangsiantar
Istri : Eurica Tiurmida br. Gultom
Anak : 1. Freddy Hutahaean
          2. Corry Hutahaean

Kembali ke Atas

Riwayat Pendidikan

1968: SD Negeri 2 Sipahutar

1971: SMP 2 Tarutung

1974: SMA HKBP Tarutung

1984: STT-HKBP Pematangsiantar

1991: Magister Theologia STT-Jakarta

Kembali ke Atas

Tugas Pelayanan

1984-1985: Pendeta Praktek HKBP di Lintong ni Huta
1985-1987 : Guru SMA HKBP Tarutung
1987-1988 : Staff Khusus Ephorus
1988-1991 : Tugas belajar Pasca Sarjana di STT-Jakarta
1991-1999 : Kepala Biro Personalia HKBP
1998         : Sekretaris I Sinode Godang (rekonsiliasi) HKBP
1999-2004 : Parhalado Pusat HKBP
1999-2005 : Pendeta Ressort HKBP Palembang
2005-2008 : Pendeta Ressort Tanah Tinggi Jakarta
2007 : Ketua Umum Panitia Pesta Parolopolopon ke-67 tahun HKBP manjunjung baringinna dan ulang tahun HKBP ke-146 yang di selenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta
2008-2012 : Sekretaris Jenderal HKBP

Profil

koinonia__Small_.jpg
Nama : Pdt.Dr.Jamilin Sirait
Tempat Tgl Lahir : Siraituruk Porsea, 26 Mei 1950.
Tahbisan Pendeta : Tahun 1977
Isteri : Mariatur Herince Florida br Pardede
Anak : Tiga (3) orang laki-laki dan dua (2) orang perempuan, dan enam (6) orang cucu.

Kembali ke Atas

Riwayat Pendidikan

1968 : Lulus SMA
1972 : Sarjana Muda Teologia Fakultas Teologi UHN Pematangsiantar

1974 : Sarjana Theologi (STh) Fakultas Teologi UHN Pematangsiantar
1983 : Memperoleh gelar MTh dari STT-Jakarta
1996 : Doktor Teologi dari Universitas Hamburg, Jerman

Kembali ke Atas

Pelayanan

Calon Pendeta di HKBP Gunung Sitoli, HKBP Teladan Medan, HKBP Kebayoran Baru. HKBP Kebayoran Selatan tahun 1977-1980, HKBP Purwakarta 1985-1987, Dosen STT HKBP tahun 1987-1989. Setelah studi doktor menjadi dosen STT HKBP tahun 1996.
Puket I STT-HKBP tahun 1997-1999; menjadi Ketua STT-HKBP tahun 1999-2003 dan 2003-2007. Tahun 1998-2004 Anggota Parhalado Pusat HKBP. Tahun 2005 terpilih menjadi Ketua Rapat Pendeta HKBP. Sampai sekarang masih aktif sebagai dosen tetap di STT HKBP. Dosen Program Pasca Sarjana di STT GMI dan STT Abdi Sabda.
Memberikan ceramah di berbagai kegiatan: PGI, gereja-gereja non-HKBP di Sumut, pembinaan kategorial dan pembinaan pendeta. Tahun 1980-1985 menjadi dosen di ITI dan UMT Jakarta dan Udiklat PLN Jakarta.
Memberi ceramah dalam seminar dan dialog antar umat beragama yang diselenggarakan PGI, FKPA Sumut, Depag, PSAA, Persetia, KAS, LWF dan UEM. Anggota Team Study Dialog Antar Iman LWF Tahun 2002-2006 dan mengunjungi beberapa negara yakni: Denmark, Polandia, Amerika, Indonesia dan Nigeria.
Menjadi anggota Konsorsium Perguruan Tinggi Teologi se-Indonesia sejak tahun 2004; Wakil Ketua Persetia tahun 2006 -2010. Tahun 2008-2012 menjadi Kepala Departemen Koinonia HKBP.
Mengikuti kursus-kursus, al: Manajamen, Bahasa Arab Tunisia. Menulis karya ilmiah, menterjemahkan buku dan menulis beberapa artikel di majalah, surat kabar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Kembali ke Atas

Ayat Pedoman

Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat.6:33)

Profil

Binsar_Nainggolan.jpg
Nama                 : Pdt. DR. Binsar Nainggolan
Tempat,Tg. Lahir : Simanindo, 7 Nopember 1954
Ditahbiskan         : 8 Nopember 1981
Istri                   : Risma Rosdiana Hutasoit, SSi
Anak                  : 1. Andre Umur 13 Tahun
                           2. Nicholas Umur 11 Tahun
                           3. Philip Umur 10 Tahun
Kembali ke Atas

Riwayat Pendidikan

SD Negri 3 Pangururan, Samosir
SMP Negri Ambarita, Samosir
SMA Negri 3 Pematangsiantar
Sarjana Theologia dari STT HKBP Pematangsiantar pada tahun 1973 s/d 1979
Master Of Theology dari Luther Seminary Adelaide Australia pada tahun 1992 s/d 1994
Doktor dari Universitas Regensburg di Regensburg Jerman pada tahun 2000 s/d 2005

Biografi


diakonia.jpg
Nama: Pdt. Nelson Flores Siregar, S.Th.
Tgl. Lahir/Tempat: 02 Agustus 1952 di Sidikalang, Dairi.
Blog                   : Http://nelsonsiregar.wordpress.com
Keterangan:
-Anak seorang Guru Jemaat HKBP
-Ditahbiskan menjadi Pendeta di HKBP pada tahun 1980
-Menjabat sebagai Pendeta Ressort di HKBP Sipultak selama 6 tahun.
-Tahun 1989 – 1998 menjabat sebagai Direktur Pengmas HKBP.
-Tahun 1998 – 2004 menjabat sebagai Praeses di HKBP distrik Samosir dan Sumatera Timur.
-Tahun 2004 – sekarang menjabat sebagai Kepala Departemen Diakonia HKBP.
-Sebagai Pelayan di HKBP juga turut mendorong partisipasi orang Kristen di Sumatera Utara melayani di pelayanan masyarakat buruh industri, buruh perkebunan, Bantuan Hukum , dan berbagai pelayanan di wilayah pedesaan.
-Aktif menulis di berbagai majalah gereja dan majalah pelayanan masyarakat.




Keluarga Di Dalam Tuhan


Menurut Firman Tuhan, Tuhan menciptakan keluarga sebagai institusi sosial atau organisasi kecil yang di desain oleh Allah sendiri seperti yang ditulis dalam Kitab Kejadian sampai Wahyu.
Keluarga sebagai organisasi diciptakan Tuhan untuk menggenapi kehendak Tuhan dalam dunia ini. Keluarga inti atau ‘nuclear family’ terdiri dari pria, wanita dan anak-anaknya.
Ada juga keluarga besar/extended family, tapi dalam perkembangan dunia modern arti keluarga sudah mulai bergeser.
Sekarang pria dan wanita tanpa pernikahan yang sah mereka bisa mengatakan sebagai keluarga, bahkan di berbagai negara telah mengesahkan pasangan sejenis dan ini seharusnya menjadi perhatian kita sebagai terang dunia.
Kita akan belajar dari keluarga besar imam Eli.
Dalam 1 Samuel 2:12; Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, (17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
1 Samuel 2:13-17; ayat 7; Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
1 Samuel 4:18; Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
Kisah ini menulis bahwa imam besar Eli telah gagal mendidik anak-anaknya, sehingga mereka berdosa besar terhadap Tuhan dan membangkitkan murka-Nya sehingga mereka dibinasakan.
Ternyata karakter anak-anak imam Eli berawal dari karakter orang tuanya,
I Samuel 2:29; ayat 29; Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?
Kehidupan imam Eli benar-benar tidak menjadi contoh yang baik, sebab ia lebih mendahulukan/memanjakan dirinya sendiri daripada TUHAN, akhirnya ia mati karena kegemukan (ada unsur egois, memuaskan nafsunya sendiri).
Imam Eli sendiri tidak pernah menegur anak-anaknya, bahkan membiarkan anak-anaknya meniduri wanita-wanita yang melayani di Bait Allah.
Sampai akhirnya bangsa Israel ditindas oleh orang Filistin dan Tabut Allah sebagai simbol penyertaan Tuhan atas umat-Nya dirampas oleh musuh.
Di bawah ini kita akan belajar dari apa yang terjadi pada keluarga imam Eli:
1. Kehancuran umat Allah.
Sebuah bangsa berawal dari kehancuran satu keluarga, sebab Tuhan memakai keluarga untuk menggenapi kehendak-Nya di dalam dunia ini.
Seperti kehidupan Nuh di mana lewat keluarga ini Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan menunjukkan kehendak-Nya dan manusia yang tidak percaya akan binasa. Harus kita sadari bahwa iblis selalu akan menghancurkan kehidupan keluarga, khususnya keluarga pemimpin-pemimpin rohani, yang pada akhirnya membuat seluruh umat harus menanggungnya.
Sekarang masalahnya adalah ada berapa banyak keluarga Kristen yang mengalami disfungsi/keluarga yang tidak sehat.
Sebaliknya kebangkitan dan berkat bagi umat Allah dan bagi bangsa ini juga dimulai dari keluarga kita yang menghidupi kasih dan kebenaran Tuhan, dengan demikian masyarakat dan bangsa kita diberkati.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini fakta menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas dalam masyarakat meningkat sangat besar. Mengapa ini bisa terjadi? Karena keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat tidak diperhatikan.
2. Karakter orang tua akan menurun pada anak-anaknya.
Ini seharusnya menjadi perhatian kita, sebab anak-anak mempelajari secara psikologis dan sosial bagaimana karakter orangtuanya.
Seperti Hofni dan Pinehas menjadi anak-anak dursila, karena mereka melihat ayahnya sangat korup dan hanya fokus pada dirinya sendiri.
Demikian juga kita melihat kehidupan keluarga Abraham yang mempunyai anak Ismael dari budaknya, ternyata Abraham lebih mengasihi Ismael dari pada Sarah isterinya.
Hal yang sama menurun pada Ishak anaknya, maka Ishakpun menganak- emaskan Yakub dari pada Esau.
Akhirnya ketika Yakub mempunyai anak (12 anak), ia juga belajar hal yang sama dari ayahnya, sehingga Yakub menganak emaskan Yusuf dari anak-anaknya yang lain, dan menimbulkan iri hati pada mereka. Karakter seperti ini menurun sampai 3 generasi.
Orang-orang yang berlatar belakang kurang dikasihi dalam keluarga cenderung memiliki konflik dalam hidupnya.
Keluarga yang sehat akan menentukan masa depan suatu bangsa. Alkitab menulis tentang Maria yang mengandung Mesias dari Roh kudus, Yusuf tunangannya itu di suruh Tuhan untuk mengambil Maria sebagai isterinya.Bahkan ketika Yesus berumur 12 tahun, bagaimana Yusuf dan Maria mengalami kehilangan Yesus dan mendapatkan Yesus sedang bersoal jawab dengan ahli-ahli Taurat di Bait Allah.
Apa maknanya? Bahwa sebagai orang tua kita harus mau berkorban dan mengorbankan impian pribadi kita untuk menggenapi kehendak Allah di dalam keluarga.
Itulah yang dilakukan oleh Yusuf terhadap Maria dan Yesus, sebab itu ia bersedia taat pada kehendak Tuhan. Ketika impian-impian kita harus dikorbankan karena anak.
Keluarga Kristen harus waspada terhadap apa yang terjadi di sekitar kita, marilah membangun keluarga yang menjadi terang dan garam bagi gereja, masyarakat dan bangsa sehingga Nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Amin.
1. Ayub 1:1, 2:1-10. Seorang kepala keluarga haruslah memiliki karakter dan sikap hidup seperti Ayub. Seorang kepala keluarga haruslah dapat menjaga hidup kudus di hadapan Tuhan, seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah serta menjauhi kejahatan. Dalam menghadapi masalah hidup, seorang kepala keluarga haruslah memiliki ketegaran hati, tahan uji dan tekun serta tetap setia, menghormati dan menghargai pernikahan, sekalipun mendapat tantangan dari anggota keluarga sendiri seperti Ayub. Inilah teladan yang luar biasa dari seorang kepala keluarga.
2. Mazmur 26. Banyak pengaruh negatif dan tekanan yang harus dihadapi dalam hidup bermasyarakat. Tetapi di tengah-tengah keadaan yang sulit tersebut, untuk menjaga kesatuan di dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga seharusnya tetap menjaga hidup benar dalam iman dan ketulusan. Jadilah seperti Daud yang dikenal sebagai orang yang berkenan di hadapan Tuhan. Keluarga yang hidup berkenan di hadapan Tuhan otomatis akan menjadi keluarga yang utuh dan bahagia.
3. Ibrani 1:1-4, 2:5-12. Setiap anggota keluarga hendaklah menjadikan Yesus sebagai Imam dan Tuhan dalam hidup pribadi. Hendaklah hidup berpusatkan dan bergantung penuh kepada Kristus yang telah menyelamatkan.
4. Markus 10:2-16. Tuhan tidak menghendaki adanya perceraian karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Untuk menjaga keutuhan ini hendaklah setiap anggota keluarga hidup sebagai anak-anak Tuhan. Rela dididik sebagai anak-anak Terang dan hidup dalam kehendak Bapa di surga.
Keluarga yang bersatu dalam Tuhan bukanlah mimpi yang tak dapat menjadi kenyataan asalkan kita tahu rahasianya. Temukan dalam ALKITAB. Amin.